Setahun lalu, 27 Agustus 2012, berbekal
rasa takut, penasaran, dan bingung, sampailah si anak ceriwis yang kadang
cengeng (baca: yang punya blog ini) di sebuah negara yang bernama, Jerman. Dengan rambut yang masih pendek sebahu, dan
berjuta rasa ketidaktahuan menjadi modal buat melanjutkan sekolah.
Kata
orang kuliah di luar negeri itu asik.
Gak waktu
kepeleset lagi jalan kaki ke sekolah gara-gara salju.
Tapi kok gak ada yang bahas kalau kuliah di
luar negeri, terutama di kota terpencil yang kadang orang dari kota besar aja
gak tau keberadaan kota ini, kadang membawa kegalauan.
Kata saya, kuliah di luar negeri itu perjuangan untuk belajar dalam bahasa yang
berbeda.
Kata saya, kuliah di luar negeri itu pengalaman pertama kali ngurus diri
sendiri, benar-benar sendiri.
Kata saya, kuliah di luar negeri itu bikin sengsara kalau kangen rumah,
keluarga, dan teman-teman di tanah air.
Kata saya, kuliah di luar negerti itu bikin sadar berharganya namanya tukang
gorengan pinggir jalan, naek angkot dan bisa nyetop di mana saja.
Di ”anniversary“ jadi perantau ini ada hal yang sangat berkesan. Sebenarnya awal ceritanya
gak enak. Papa tercinta harus dioperasi usus buntu kemarin siang waktu
Indonesia (puji Tuhan saat blog ini ditulis, Papa sudah pulih. Sekarang
teknologi makin canggih dan obat-obatan makin bagus, jadi semua berjalan lancar
^^).
Pertama kalinya merasakan benar-benar loh Jerman – Indo itu jauh! Gak bisa pulang
karena masih ada kerjaan di kampus (dan gak ada tiketnya *curcol*). Tapi terima kasih kepada inventor komputer dan internet, saya bisa menelepon Mama dan Papa untuk
nanya kabar.
Google Maps said so: Weingarten Cikarang itu jauuuuh :( |
Kemarin, seorang senior inisial ’A‘ kemarin
kirim whatsup dan nanya, “Fa, Papa kenapa?“ (asumsi saya, dia tahu dari tulisan
status galau saya di jejaring sosial).
Siang ini, di lab, sambil mengantuk sangat
karena cuaca yang adem dan langit yang mendung, Kakak saya memanggil di sebuah
window chat, “Fa, Sk*pe bisa gak? Temen-temen kantor lu pada dateng jenguk
Papa nih.”
Terharu.
Rasa ingin menjenguk Papa di rumah sakit sangat terwakilkan oleh kehadiran teman-teman.
Sk*pe-an sekitar 3 menit, lihat temen-temen kantor yang tetap unyu-unyu kaya setahun yang lalu (walau rada
kotak-kotak berpixel karena sinyalnya ampun deh) dan juga denger suara ketawa mereka yang dulu hampir didengar setiap
hari gara-gara saya yang jadi objek ketawaan mereka.
Sebelum naik pesawat :'( Bandara SoeTa 26 Agt 2012 (Courtesy: Prita Meilanitasari) |
Setahun tepat saya berpamitan kepada suatu keluarga kecil yang
saya kenal dari tempat saya bekerja sebelumnya. Tempat pertama kali saya mengenal arti kata
“kerja“ yang sebenarnya setelah tamat kuliah.
Siapa sangka walaupun cuma bertahan satu tahun (malah kurang hehe) di sana
karena memutuskan untuk melanjutkan kuliah, ternyata friends will be friends. Saya menemukan orang-orang terbaik di
sana :)
Pulang dari lab, langsung saya cari scrap-book hadiah farewell dari mereka. Belum sempat
diabadikan secara digital sebelumnya, tapi sekarang semua halaman sudah
tersimpan rapih di komputer.
Terima kasih :)
No comments:
Post a Comment