Saturday, October 19, 2013

[Pengalaman] Naluri All-You-Can-Eat versus Peringatan Electricity-Malfunction

Semenjak berpindah tinggal di kota Freising sini, ingiiiin sekali mencoba restoran sushi all-you-can-eat di sebuah mall di Muenchen. Dan berhubung hari ini saya harus perpanjang passport yang akan habis masa berlakunya di Muenchen juga, jadi sudah sejak cukup lama, saya dan kakak2 dan kakak2 ipar saya merencanakan makan sushi bersama terus saya pergi untuk perpanjang passport.

Di restoran yang hendak kami kunjungi ini ada dua tipe durasi all-you-can-eat, 30 menit dan 1 jam. Berhubung kami kalau makan sepuasnya brutal, tampaknya 30 menit akan sangat cukup untuk melahap nasi kenyal ala jepang itu. Berhubung saya juga baru dapat rejeki dari hasil kerja, jadi ceritanya hari ini adalah traktiran kakak2 dan kakak2 ipar ^^

Tibalah kita di mall yang bersangkutan. Ketika mau masuk pusat perbelanjaan, ada kejanggalan. Beberapa toko padam lampu. Dengan kemampuan bahasa Jerman yang masih pas-pasan, saya menangkap dari announcement informasi bahwa ada masalah dengan Strom (di bahasa Jerman electricity itu Strom, mirip ya sama setrum kalau di Indonesia --> gak penting). Masalah dari pusat listrik dan belum tahu berapa lama akan berfungsi normal lagi.

Tiba-tiba kami langsung berpikir, wah, kalau sampai restoran sushi terganggu juga, conveyor mesin running sushi gak jalan, gimana dong. Mendadak sedih. Sudah sejak lama memimpikan makan sushi itu :( (--> makanan favorit). Akhirnya kami menuju restoran dan melihat semua berfungsi normal. Senang! ^^

Setelah bayar di kasir dan juga beli minuman, kami langsung panik. Dalam otak: 30 menit! Ayo makan sushi! Kami duduk di dua meja terpisah karena dengan pikiran supaya lebih dekat ke mesin conveyor sushi :)

Hap, hap, hap, selama 15 menit senang sekali rasanya melahap sushi yang rasanya begitu lezat. Padahal seminggu ini cukup keras saya berusaha menurunkan berat badan hasil ngemil makanan manis dari musim panas kemarin. Tapi tak apa lah, 30 menit!

Setelah 15 menit pertama, dapatlah kami pengalaman tak terduga. Orang Jerman bakal bilang, "Unglaublich" alias gak percaya dengan apa yang terjadi. Awalnya kami tidak begitu memperhatikan, mungkin karena mulut lebih fokus dibanding telinga. Dari speaker announcement terdengar lagi pemberitahuan. Dan kali ini dalam dua bahasa, Jerman dan Inggris. Dan yang bikin kami 'sadar' adalah pengumuman ini diulang tanpa henti.

Ternyata: "Semua pengunjung diharapkan keluar dari gedung segera, karena ada malfungsi listrik. Tidak perlu panik." Setelah kami tersadar akan pengumuman tersebut, "Terus gimana nih? Lanjut makan atau keluar?" Dengan cepat kami sampai pada kesimpulan, "Sampai diusir sama yang punya restoran dan semua orang keluar deh." Karena memang yang punya restoran pun masih mengisi conveyor dengan piring-piring sushi yang baru. Dan kami lihat di restoran lain yang tepat bersebelahan, orang-orang masih makan dan pegawainya pun belum panik.

Awalnya kami sudah cukup merasa panik dengan durasi 30 menit, sekarang ditambah dengan announcement yang tidak berhenti didendangkan bagai alunan musik yang biasa diputar di cafe. Akhirnya yang kami lakukan adalah menaikkan kecepatan makan. Dan kami bertanya kepada pekerja restoran, dan yang bersangkutan pun belum mendapat mandat dari atasan.

Setelah 3 menit berlalu akhirnya kami sadar restoran sebelah sudah kosong dari pengunjung. Dan restoran all-you-can-eat ini masih cukup ramai :))) mungkin karena orang berpikir mereka sudah membayar untuk durasi yang ditetapkan. Sambil berusaha masih melahap dengan kecepatan penuh, kami pun memutuskan rasanya sudah saatnya kami harus keluar. Dan pegawai restoran sudah terlihat panik membereskan apa yang bisa mereka bereskan. Pertama kali rasanya diusir dari mall.

Ketika kami keluar, semua orang masih kebingungan, termasuk semua pegawai yang bekerja di mall tersebut. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi. Akhirnya kami terdampar di pelataran depan mall tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Dan masih cukup banyak pengunjung yang masih baru keluar dari gedung (--> kami bukan yang terakhir hehehe). Akhirnya karena masih belum punya tujuan, kami menunggu di depan gedung mall dan melihat cukup banyak mobil polisi dan mobil pemadam kebakaran berlalu lalang. Setelah menunggu beberapa saat, ternyata diketahui ada trafo yang berasap di pusat listrik gedung. Jadi seluruh orang dalam gedung harus dievakuasi. Bahkan jalur underground dekat mall ditutup untuk mencegah makin banyak orang yang datang ke daerah lokasi.

Huaaaaah, rasanya campur aduk! Ya lucu, ya aneh, tapi ya serem juga. Akan jadi satu pengalaman yang tak terlupakan :) Dan menjadikan acara traktiran acara yang tak terduga untuk kami sekeluarga ^^

Tuesday, August 27, 2013

[Cerita Sahabat] Setahun Kemudian



Setahun lalu, 27 Agustus 2012, berbekal rasa takut, penasaran, dan bingung, sampailah si anak ceriwis yang kadang cengeng (baca: yang punya blog ini) di sebuah negara yang bernama, Jerman. Dengan rambut yang masih pendek sebahu, dan berjuta rasa ketidaktahuan menjadi modal buat melanjutkan sekolah.

Kata orang kuliah di luar negeri itu asik. Gak waktu kepeleset lagi jalan kaki ke sekolah gara-gara salju.

Tapi kok gak ada yang bahas kalau kuliah di luar negeri, terutama di kota terpencil yang kadang orang dari kota besar aja gak tau keberadaan kota ini, kadang membawa kegalauan.

Kata saya, kuliah di luar negeri itu perjuangan untuk belajar dalam bahasa yang berbeda.
Kata saya, kuliah di luar negeri itu pengalaman pertama kali ngurus diri sendiri, benar-benar sendiri.
Kata saya, kuliah di luar negeri itu bikin sengsara kalau kangen rumah, keluarga, dan teman-teman di tanah air.
Kata saya, kuliah di luar negerti itu bikin sadar berharganya namanya tukang gorengan pinggir jalan, naek angkot dan bisa nyetop di mana saja.

Di ”anniversary“ jadi perantau ini ada hal yang sangat berkesan. Sebenarnya awal ceritanya gak enak. Papa tercinta harus dioperasi usus buntu kemarin siang waktu Indonesia (puji Tuhan saat blog ini ditulis, Papa sudah pulih. Sekarang teknologi makin canggih dan obat-obatan makin bagus, jadi semua berjalan lancar ^^).

Pertama kalinya merasakan benar-benar loh Jerman – Indo itu jauh! Gak bisa pulang karena masih ada kerjaan di kampus (dan gak ada tiketnya *curcol*). Tapi terima kasih kepada inventor komputer dan internet, saya bisa menelepon Mama dan Papa untuk nanya kabar.

Google Maps said so: Weingarten Cikarang itu jauuuuh  :(

Kemarin, seorang senior inisial ’A‘ kemarin kirim whatsup dan nanya, “Fa, Papa kenapa?“ (asumsi saya, dia tahu dari tulisan status galau saya di jejaring sosial).

Siang ini, di lab, sambil mengantuk sangat karena cuaca yang adem dan langit yang mendung, Kakak saya memanggil di sebuah window chat, “Fa, Sk*pe bisa gak? Temen-temen kantor lu pada dateng jenguk Papa nih.”

Terharu.

Rasa ingin menjenguk Papa di rumah sakit sangat terwakilkan oleh kehadiran teman-teman.

Sk*pe-an sekitar 3 menit, lihat temen-temen kantor yang tetap unyu-unyu kaya setahun yang lalu (walau rada kotak-kotak berpixel karena sinyalnya ampun deh) dan juga denger suara ketawa mereka yang dulu hampir didengar setiap hari gara-gara saya yang jadi objek ketawaan mereka.

Sebelum naik pesawat :'( Bandara SoeTa 26 Agt 2012 (Courtesy: Prita Meilanitasari)

Setahun tepat saya berpamitan kepada suatu keluarga kecil yang saya kenal dari tempat saya bekerja sebelumnya. Tempat pertama kali saya mengenal arti kata “kerja“ yang sebenarnya setelah tamat kuliah. Siapa sangka walaupun cuma bertahan satu tahun (malah kurang hehe) di sana karena memutuskan untuk melanjutkan kuliah, ternyata friends will be friends. Saya menemukan orang-orang terbaik di sana :)

Pulang dari lab, langsung saya cari scrap-book hadiah farewell dari mereka. Belum sempat diabadikan secara digital sebelumnya, tapi sekarang semua halaman sudah tersimpan rapih di komputer.





 






Terima kasih :)

[Pengalaman] Pengharapan, Keyakinan, dan Cinta

"Hope, Faith, Love" ciptaan  Eric Whitacre. Kenapa tiga kata kerja ini yang dipilih oleh sang komponis? Hope - Penghara...